Jangkrik Goreng Khas Kudus


Yeay..hari ketiga..jelajah kuliner Nusantara. Kali ini...kita mau makan menu khas daerah yang deket aja sama Semarang..yaitu Kudus. Menu kali ini..namanya unik..Jangkrik Goreng..hihi. Waktu menerima kiriman resep dari mba Nikmawati ini..aku sedikit kaget. Oh..jangkrik goreng..? Aku kira jangkrik beneran yang di goreng...hahah. Aku memang pemakan segala yang bisa dan boleh di makan..tapi jika rada ekstrim seperti jangkrik atau belalang ya..belum punya nyali untuk mencobanya..hihi. Tapi untungnya cuma nama..karena masakan ini ternyata berbahan dasar daging sapi, atau kerbau dan kambing jika aslinya di Kudus sana.

Menurut mba Nikmawati..masakan ini khas untuk upacara selamatan memperingati wafatnya Sunan Kudus. biasa di bagi-bagikan ke ribuan warga Kudus waktu acara tahunan tersebut. Jika di bagikan untuk warga, biasa di bagikan bersama nasi yang di bungkus daun jati. Katanya Nasi Jangkrik Goreng ini bisa membawa berkah lho..makanya tak heran jika pas acara *Buka Luwur* di Kudus, nasi ini jadi menu rebutan ribuan warga.


Dari yang aku baca di internet, nasi ini berupa nasi dan daging yang dibungkus daun jati atau yang disebut Nasi Jangkrik Goreng. Nasi tersebut juga disebut dengan Sego Mbah Sunan " (nasinya Sunan Kudus). . Apakah Buka Luwur itu? Buka luwur yaitu prosesi upacara penggantian luwur atau kain mori yang digunakan untuk membungkus jirat, nisan, dan cungkup makam Sunan Kudus. Tradisi budaya ini masih dilaksanakan di Kudus. Apresiasi masyarakat Kudus dan sekitarnya sangat tinggi terhadap kegiatan buka luwur ini. Selain itu yang menarik perhatian, di antara ribuan massa, banyaknya ibu-ibu, remaja pria dan wanita. Pada malam sebelumnya banyak juga remaja pria yang sudah menginap untuk mendapat antrian awal. Setelah buka luwur di makam Sunan Kudus tanggal 10 Muharram atau 10 Suro maka dilanjutkan pada buka luwur pada makam Sunan Muria tanggal 15 Muharram atau 15 Suro. Kemudian diikuti desa-desa diseluruh kota Kudus. Masing-masing desa mengadakan upacara buka luwur di makam sesepuh desa masing-masing. ( sumbe rinfi dari SINI )

 

Nah menurut mba Nikmawati, kalau untuk nasi bungkus yang di bungkus daun jati itu di buat agak kering masakan Jangkrik Gorengnya, sedang kalau untuk masakan harian di Kudus, masih ada sedikit kuah. Maka aku buat yang versi agak berkuah aja, tapi kental..nyemek-nyemek gitu dech. Rasanya..seperti sayur gurih daging / terik, tapi lebih berbumbu dan unik menurutku. Suamiku suka. Tapi kalau aku dan Yodha..di kasih kecap..hihi..*lidah sudah terbentuk Jowo juga kalau Yodha..:D. 

Oke...satu lagi kuliner khas Nusantara, dari Kudus yang belum banyak di kenal Biasa kan kita seringnya masak atau makan sate Kudus, nah..sekali-kali cobain menu ini teman-teman..untuk nambah wawasan citarasa dan biar lestari ya..aneka kuliner unik ini. Selamat mencoba..jika suka ya teman-teman. Ini dia resep kiriman mba Nikmawati dari Kudus.

Jangkrik Goreng Khas Kudus ( Resep mba Nikmawati )

Bahan :
500 gram daging sandung lamur, potong-potong kecil
2 ons kol, potong kasar
500 ml santan
2 cm lengkuas, memarkan 
Garam secukupnya
1 sendok teh gula merah ( tambahanku sendiri )
4 buah cabai merah besar, potong serong
Bawang merah goreng untuk taburan ( aku lupa..hihi..)
Bumbu :
5 bawang merah
3 bawang putih
2 cm kencur
4 butir kemiri

Cara membuat :
Rebus daging tetelan dengan 500 ml air hingga empuk
Bumbu di ulek kasar, tumis hingga matang dan harum. Masukkan cabai, aduk hingga layu, masukan tumisan bumbu ke rebusan daging.
Masukkan santan dan bumbu lain. Tutup dan masak dengan api kecil hingga meresap. Masukkan kol, masak sebentar hingga kol matang dan kuah menyusut. Koreksi rasa
Sajikan hangat.



Blogger
Disqus

Tidak ada komentar